Sabtu, 22 Maret 2014

Penelitian


SEMINAR BESAR NASIONAL KOMUNIKASI
KONGRES VI ISKI
PADANG, SUMATERA BARAT 25‐27 NOVEMBER 2013


PEMBINGKAIAN ISU JOKO WIDODO SEBAGAI CALON PRESIDEN PADA KOMPAS ONLINE 
Ramita Hapsari
Reni Fitriani
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Gunadarma
ramitahapsari@gmail.com   renifitriani2011@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti mengenai Isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014. Masalah umum dalam penelitian ini terkait dengan penyampaian pesan dalam media Kompas online terhadap Isu tersebut dan melihat pengemasan berita pada kompas online. Metode yang digunakan adalah metode analisis framing Robert N. Entman dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh melalui analisis teks pada artikel media Kompas online yang membahas seputar isu pemberitaan Joko Widodo sebagai Calon presiden dari tanggal 4-5 september 2013 dan pengumpulan data dari Studi pustaka yaitu mengumpulkan dan membaca literature berupa buku-buku, yang dikumpulkan menjadi satu sesuai dengan tema penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas mengonstruksi pemberitaan yang menonjolkan dua sisi, yaitu sosok Joko Widodo terkait isu pencalonannya sebagai calon presiden yang membuat isu ini mencuri perhatian masyarakat menjelang rakernas, dan sikap PDIP sebagai partai yang menaungi Joko Widodo dalam menanggapi isu pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden baik keinginannya untuk mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden dan pertentangan yang dilakukan partai Gerindra. Dari analisis tersebut, kompas memilih cara aman dan berhati-hati dalam memberitakan isu ini yang pada akhirnya kompas online menghasilkan frame PDIP sebagai posisi yang serba salah dan bimbang. Dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Joko Widodo sendiri terhadap isu tersebut padahal Joko Widodo menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini.
Kata Kunci: framing; Jokowi;  calon presiden.


PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula media massa, mulai dari media massa tradisional sampai pada media massa modern. Dalam era globalisasi, hampir seluruh media massa cetak memiliki versi online, berupa e-paper ada juga yang membuat portal berita khusus online yang bisa di-update dengan cepat, tanpa menunggu proses cetak. Media online pun mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dengan media lainnya dalam memproses dan menyebarkan berita. Berbagai macam informasi yang ditampilkan di media massa mengangkat isu – isu yang bersifat nasional. Ada yang benar – benar menjadi perhatian media atau malah hilang tertutup oleh isu – isu lain tanpa adanya penyelesaian. Seperti pada Kompas online yang menjadi penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana suatu media mengkonstruksi realita. Isu pemberitaan Joko Widodo menjadi calon presiden 2014 ini merupakan salah satu isu dalam media yang coba kami teliti bagaimana media kompas online membingkai pemberitaan isu Joko Widodo sebagai calon presiden 2014, bagaimana media kompas online mengemas berita, dan secara implisit menunjukkan adanya peranan penting ideologi suatu media dalam menyampaikan isi berita dan bagaimana kecenderungan sikap media online Kompas terhadap isu yang berkembang dan diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai isu tersebut.

KONSTRUKSI MEDIA DAN PEMBINGKAIAN BERITA
Istilah konstruksi realitas sosial (social construction of reality) diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dalam pandangan konstruksionis, tidak ada realita dalam bentuk riil yang seolah-olah ada dan sesungguhnya atas suatu realitas. Dalam pemberitaan di media seringkali merupakan hasil dari pandangan wartawan ketika melihat dan meliput peristiwa. Bagaimana realitas peristiwa yang sama namun dikemas secara berbeda oleh wartawan sehingga menghasilkan berita yang secara radikal berbeda (Eriyanto, 2002:97).Hal itulah yang dinamakan sebagai framing. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis framing Robert N. Entman yang pada dasarnya digunakan bagaimana teks komunikasi yang disajikan, bagaimana representasi yang ditampilkan secara menonjol mempengaruhi khalayak. Analisis framing Robert N. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu, dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Konsepsi mengenai framing dari Entman menggambarkan bagaimana define problem, Diagnose causes, Make moral judgement, Treatment recommendation. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Penelitian ini menggunakan  media kompas online yang mengemukakan isu pemberitaan sebagai objek kajian. Alasan penelitian ini menggunakan media online, karena media online yang erat kaitannya dengan aktualitas dan kecepatan, namun terlalu aktualnya suatu berita membuat data kerap kali kurang akurat, kurang mendalam dan belum ada verifikasi terhadap objek yang diberitakan.


HASIL ANALISIS DAN DISKUSI
Berita 1: “Menjaga” Jokowi dan Dilema Capres PDIP
Define problem: Tanggal 6 September 2013 diadakan rapat kerja nasional III sebelum pemilu 2014 oleh PDIP. Diagnosa causes: isu Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 mewarnai rapat kerja nasional  PDIP.  Make moral judgment: PDIP terkesan berhati-hati menentukan keputusan walaupun Joko widodo mempunyai elektabilitas tinggi dalam sejumlah survey. Treatment recommendation: PDIP menunggu saat yang tepat untuk menentukan Jokowi dalam pemilu 2014 karena PDIP harus mencermati dinamika politik yang ada.
Rakernas PDIP terakhir menjelang pemilu 2014 ini diwarnai dengan isu Jokowi yang akan diusung PDIP sebagai kandidat calon presiden 2014. Namun PDIP belum bisa memberi tanggapan mengenai isu tersebut karena banyak pertimbangan diantaranya karena PDIP tidak ingin kesalahan pada pemilu 2009 terulang, Maka PDIP menunggu moment yang tepat mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden atau tidak dan PDIP juga tidak menampik bahwa Jokowi merupakan kader potensial yang mereka miliki.

Berita 2: PDIP: Capres belum diumumkan saja, partai lain sudah main dikte
Define problem: adanya partai lain yang berusaha membaca keputusan yang akan diambil oleh PDIP.  Diagnosa causes: adanya wacana yang berkembang Jokowi akan diusung oleh partai PDIP pada pemilu 2014. Make moral judgment: hak politik dimiliki oleh setiap partai politik dan kadernya. Treatment recommendation: PDIP masih mencermati bursa kandidat calon presiden
Isu yang berkembang mengenai Jokowi pada pemilu 2014 mambuat partai Gerindra angkat bicara. Pihak Gerindra, Ahmad Muzani mengingatkan PDIP dan Jokowi akan janjinya untuk mendukung Prabowo pada pemilu 2014 dan Jokowi menuntaskan tugasnya sebagai gubernur Jakarta. Hal ini yang membuat pihak PDIP beranggapan bahwa pihaknya mempunyai hak untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Dan pada momentum yang tepat pihak PDIP akan menentukan keputusannya.

Berita 3: Jokowi Itu Sudah Terkenal Sampai Pelosok
Define Problem: Dalam rakernas, pengurus daerah PDIP akan memberikan pandangannya terkait pemilihan legislatif dan pemilu presiden 2014. Diagnose causes: Adanya sosok Jokowi yang sudah diketahui diwilayah jauh Sumsel. Make Moral Judgement: Para pengurus daerah PDIP berhak mengusulkan nama kandidat calon presiden. Treatment Recommendation: Apapun yang diusulkan para pengurus daerah, itu akan menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP.
Pengurus daerah PDIP akan memberikan pandangannya terkait pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014 dalam rakernas pada 6-8 September 2013. Sosok Jokowi yang memiliki daya tarik besar membuat Jokowi dikenal sampai pelosok Sumsel. Para rakernas PDIP, selain memberikan pandangan dan usulan terkait Pemilu 2014, mereka juga berhak mengajukan nama kandidat capres yang dinilai layak meski menganggap Jokowi salah satu kandidat yang dinilai pantas. Usulan yang disampaikan pengurus daerah nantinya akan menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP dalam memutuskan capres yang akan diusung.

Berita 4: Gerindra ingatkan Jokowi, Basuki angkat bicara
Define problem: partai Gerindra tidak setuju Joko Widodo menjadi calon presiden. Diagnosa causes: adanya perjanjian yang dibuat Joko Widodo dan PDIP mengenai dukungan terhadap gerindra pada pemilu 2014. Make moral judgment: secara prinsip, Gerindra menghormati siapa pun yang diusung partai politik lain pada pemilu 2014. Treatment recommendation: Gerindra terus mengingatkan Joko widodo dan PDIP mengenai janji tersebut.
Pada berita ini memperlihatkan fakta bahwa pihak Gerindra tidak setuju isu pencalonan Joko Widodo sebagai presiden. Diperlihatkan dari pendapat ahmad murzani dan basuki yang merupakan wakil gubernur DKI Jakarta sekaligus kader dari partai Gerindra. Walaupun ada kalimat berdalih bahwa Gerindra akan menghormati apapun keputusan PDIP namun tetap saja Gerindra menginginkan PDIP untuk tidak mengusung Jokowi pada pemilu 2014 ini.

Berita 5: Jokowi Jadi Presiden, Basuki Belum Siap Jadi Gubernur
Define Problem: Kekhawatiran Partai Gerindra dengan dukungan publik pada Joko Widodo. Diagnose causes: Kritik dilontarkan partai Gerindra agar Joko Widodo fokus dalam tugasnya menyelesaikan permasalahan Ibu Kota. Make moral judgement: namun secara prinsip, pihak Gerindra akan menghormati keputusan semua partai politik dalam mengusung calon presiden. Treatment Recommendation: Gerindra akan terus berupaya mengingatkan Joko Widodo dan PDIP.
Dalam berita ini mengungkapkan bahwa Gerindra mulai ketar-ketir dengan sokongan publik terhadap Jokowi dan secara terang-terangan Gerindra meminta PDIP dan Jokowi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. Diungkapkan pula oleh Ahmad Muzani bahwa pada prinsinya pihak Gerindra akan menghormati keputusan partai politik dalam menentukan calon presiden yang diusungkannya namun tetap saja apapun risikonya pihak Gerindra akan terus berupaya mengingatkan Jokowi dan PDIP mengenai hal tersebut.

Berita 6: Soal pencapresan Jokowi, PDIP tak bisa lawan kemauan rakyat
Define problem: PDIP sulit membendung pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014. Diagnosa causes: banyaknya dukungan dari masyarakat terhadap Joko Widodo. Make moral judgment : apapun keputusannya nanti, yang terpenting Joko Widodo dan PDIP mampu bertanggung jawab. Treatment recommendation: PDIP menghormati pandangan publik, semua partai punya caranya masing-masing dalam menentukan keputusan.
Sosok Jokowi yang terkenal membuat dukungan mengalir deras kepadanya. Ini membuat PDIP sulit membendung keinginan masyarakat. Ini juga merupakan balasan dari kritikan Gerindra terhadap Jokowi dan PDIP bahwasanya PDIP menghormati pandangan publik dan berusaha menentukan yang terbaik serta mampu bertanggung jawab pada keputusan tersebut.
Pembingkaian kompas terhadap sosok Joko Widodo terkait isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden
 Pada sejumlah pemberitaan, Kompas membingkai sosok Joko Widodo terkait isu pencalonan dirinya sebagai presiden oleh PDIP kedalam beberapa pernyataan, dapat dilihat dalam pemberitaan kompas online dengan judul “Jokowi Itu Terkenal sampai Pelosok”dan“Menjaga Jokowi dan Dilema Capres PDIP” menyatakan bahwa Jokowi memiliki daya tarik yang besar jika maju sebagai capres. Selain itu, diungkapkan pula bahwa sosok Jokowi ini layak jual, yang berarti bahwa masyarakat sudah mengenal Jokowi hingga sampai wilayah jauh. Dengan sosok Jokowi yang dikemukakan dalam judul berita tersebut  maka nama Jokowi pun berhasil menjadi  jawara dalam sejumlah survei karena jokowi memiliki elektabilitas tertinggi. Sosok Jokowi kembali diperbincangkan dalam pemberitaan kompas online dengan judul “Jokowi Jadi Presiden, Basuki Belum Siap Jadi Gubernur” Dapat dilihat dari ungkapan Basuki yang menilai Jokowi merupakan salah seorang contoh kader partai yang baik. Dari bukti penyataan diatas, Kompas online menggambarkan bagaimana adanya bahwa memang  sosok Jokowi dikenal masyarakat luas semenjak pencalonan beliau sebagai calon gubernur DKI Jakarta .

Pembingkaian Kompas terhadap Partai PDIP terkait isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014
Dalam pemberitaan kompas online yang berjudul “Soal pencapresan Jokowi, PDIP tak bisa lawan kemauan rakyat”  terdapat pernyataan bahwa 2014 adalah waktu bagi PDI Perjuangan untuk berhenti sebagai oposisi dengan cara memenangkan Pemilu Presiden juga pernyataan semua partai memiliki ideologi, strategi, dan kebijakannya masing-masing. Lalu pada berita selanjutnya “PDIP: Capres belum diumumkan saja, partai lain sudah main dikte” ada pernyataan kami mau mandiri, tak mau bergantung partai lain makanya kami harus memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden. Dari pernyataan diatas memperlihatkan keinginan PDIP untuk menang dalam pemilu 2014 ini, seperti yang sudah di deskripsikan oleh kompas online mengenai sosok Jokowi yang mana Jokowi dengan keunggulan yang dimiliki seharusnya mampu mewujudkan keinginan partai PDIP untuk memenangkan pemilu 2014 ini tapi pada pemberitaan lain yaitu pada berita “Gerindra ingatkan Jokowi, Basuki angkat bicara” ada penyataan dari pihak Gerindra bahwa PDIP dan Jokowi  sempat berjanji akan mendukung Gerindra pada 2014 sebagai kompensasi dukungan Prabowo kepada Ketua Umum PDIP 2009 dan Jokowi fokus pada posisinya sebagai Gubernur DKI dan permasalahan kota Jakarta.  Kemudian pada berita yang berjudul “Menjaga Jokowi dan Dilema Capres PDIP” PDIP terkesan bimbang dan lebih berhati-hati dalam menentukan keputusan siapa yang akan dijadikan calon presiden 2014 dan berkaca pada pemilihan presiden 2009. Kompas online terlihat memposisikan PDIP sebagai pihak yang serba salah dalam menentukan maju atau tidaknya Jokowi sebagai calon presiden. Keinginan PDIP yang dipaparkan kompas online dan didukung dengan deskripsi kompas terhadap sosok Jokowi yang baik kemudian tidak sejalan dengan pernyataan dari Gerindra dan dilema PDIP sendiri, pada akhirnya kompas memposisikan PDIP sebagai pihak yang serba salah dan bimbang dalam menanggapi isu yang berkembang. Media bisa memperjelas sekaligus mempertajam konflik atau sebaliknya, mengaburkan dan mengelimirnya. Hal ini terjadi pada isu pemberitaan Jokowi ini, dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Jokowi sendiri terhadap isu tesebut padahal Jokowi menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini. Kompas memang sering memilih aman, namun inilah yang menjadi kekuatan dan menguntungkan bagi Kompas untuk meretas jalannya untuk mengaktualisasikan falsafah ataupun ideologi yang diembannya hingga dapat bertahan empat dasawarsa lebih.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas mengonstruksi pemberitaan yang menonjolkan dua sisi, yaitu sosok Joko Widodo terkait isu pencalonannya sebagai calon presiden yang membuat isu ini mencuri perhatian masyarakat menjelang rakernas, dan sikap PDIP sebagai partai yang menaungi Jokowi dalam menanggapi isu pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden baik keinginannya untuk mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden dan pertentangan yang dilakukan partai Gerindra. Dari analisis tersebut, kompas memilih cara aman dan berhati-hati dalam memberitakan isu ini yang pada akhirnya kompas online menghasilkan frame PDIP sebagai posisi yang serba salah dan bimbang. Dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Jokowi sendiri terhadap isu tersebut padahal Jokowi menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini. Berita pada dasarnya dibentuk pada proses aktif pembuat berita. Maka khalayak diharapkan lebih kritis dalam melihat, memahami, dan menyikapi sebuah berita yang dihadirkan di media massa. Penelitian ini hanya terbatas pada analisis teks media saja, tanpa meneliti faktor lain yang terkait di dalam media yang mempengaruhi agenda pemberitan media.

VI. REFERENSI
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana  Prenada Media Group.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.
Narwoko J.Dwi dan Bagong Suyanto.2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan : Edisi Ketiga. Jakarta :  
               Kencana Prenada Media.
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar, Teori dan Praktik. Bogor : Ghalia Indonesia.
Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka cipta.
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/04/0934448/di akses tanggal 27 September 2013pukul 18:18 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/05/0632453/di akses tanggal 27 September 2013pukul 18:30 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/05/1425021/di akses tanggal 27 September 2013 pukul 18:45 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/05/1654369/di akses tanggal 27 September 2013 pukul 19:06 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/05/1858296/di akses tanggal 27 September 2013pukul 19:15 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penelitian


SEMINAR BESAR NASIONAL KOMUNIKASI
KONGRES VI ISKI
PADANG, SUMATERA BARAT 25‐27 NOVEMBER 2013


PEMBINGKAIAN ISU JOKO WIDODO SEBAGAI CALON PRESIDEN PADA KOMPAS ONLINE 
Ramita Hapsari
Reni Fitriani
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Gunadarma
ramitahapsari@gmail.com   renifitriani2011@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti mengenai Isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014. Masalah umum dalam penelitian ini terkait dengan penyampaian pesan dalam media Kompas online terhadap Isu tersebut dan melihat pengemasan berita pada kompas online. Metode yang digunakan adalah metode analisis framing Robert N. Entman dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh melalui analisis teks pada artikel media Kompas online yang membahas seputar isu pemberitaan Joko Widodo sebagai Calon presiden dari tanggal 4-5 september 2013 dan pengumpulan data dari Studi pustaka yaitu mengumpulkan dan membaca literature berupa buku-buku, yang dikumpulkan menjadi satu sesuai dengan tema penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas mengonstruksi pemberitaan yang menonjolkan dua sisi, yaitu sosok Joko Widodo terkait isu pencalonannya sebagai calon presiden yang membuat isu ini mencuri perhatian masyarakat menjelang rakernas, dan sikap PDIP sebagai partai yang menaungi Joko Widodo dalam menanggapi isu pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden baik keinginannya untuk mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden dan pertentangan yang dilakukan partai Gerindra. Dari analisis tersebut, kompas memilih cara aman dan berhati-hati dalam memberitakan isu ini yang pada akhirnya kompas online menghasilkan frame PDIP sebagai posisi yang serba salah dan bimbang. Dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Joko Widodo sendiri terhadap isu tersebut padahal Joko Widodo menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini.
Kata Kunci: framing; Jokowi;  calon presiden.


PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula media massa, mulai dari media massa tradisional sampai pada media massa modern. Dalam era globalisasi, hampir seluruh media massa cetak memiliki versi online, berupa e-paper ada juga yang membuat portal berita khusus online yang bisa di-update dengan cepat, tanpa menunggu proses cetak. Media online pun mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dengan media lainnya dalam memproses dan menyebarkan berita. Berbagai macam informasi yang ditampilkan di media massa mengangkat isu – isu yang bersifat nasional. Ada yang benar – benar menjadi perhatian media atau malah hilang tertutup oleh isu – isu lain tanpa adanya penyelesaian. Seperti pada Kompas online yang menjadi penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana suatu media mengkonstruksi realita. Isu pemberitaan Joko Widodo menjadi calon presiden 2014 ini merupakan salah satu isu dalam media yang coba kami teliti bagaimana media kompas online membingkai pemberitaan isu Joko Widodo sebagai calon presiden 2014, bagaimana media kompas online mengemas berita, dan secara implisit menunjukkan adanya peranan penting ideologi suatu media dalam menyampaikan isi berita dan bagaimana kecenderungan sikap media online Kompas terhadap isu yang berkembang dan diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai isu tersebut.

KONSTRUKSI MEDIA DAN PEMBINGKAIAN BERITA
Istilah konstruksi realitas sosial (social construction of reality) diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dalam pandangan konstruksionis, tidak ada realita dalam bentuk riil yang seolah-olah ada dan sesungguhnya atas suatu realitas. Dalam pemberitaan di media seringkali merupakan hasil dari pandangan wartawan ketika melihat dan meliput peristiwa. Bagaimana realitas peristiwa yang sama namun dikemas secara berbeda oleh wartawan sehingga menghasilkan berita yang secara radikal berbeda (Eriyanto, 2002:97).Hal itulah yang dinamakan sebagai framing. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis framing Robert N. Entman yang pada dasarnya digunakan bagaimana teks komunikasi yang disajikan, bagaimana representasi yang ditampilkan secara menonjol mempengaruhi khalayak. Analisis framing Robert N. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu, dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Konsepsi mengenai framing dari Entman menggambarkan bagaimana define problem, Diagnose causes, Make moral judgement, Treatment recommendation. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Penelitian ini menggunakan  media kompas online yang mengemukakan isu pemberitaan sebagai objek kajian. Alasan penelitian ini menggunakan media online, karena media online yang erat kaitannya dengan aktualitas dan kecepatan, namun terlalu aktualnya suatu berita membuat data kerap kali kurang akurat, kurang mendalam dan belum ada verifikasi terhadap objek yang diberitakan.


HASIL ANALISIS DAN DISKUSI
Berita 1: “Menjaga” Jokowi dan Dilema Capres PDIP
Define problem: Tanggal 6 September 2013 diadakan rapat kerja nasional III sebelum pemilu 2014 oleh PDIP. Diagnosa causes: isu Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 mewarnai rapat kerja nasional  PDIP.  Make moral judgment: PDIP terkesan berhati-hati menentukan keputusan walaupun Joko widodo mempunyai elektabilitas tinggi dalam sejumlah survey. Treatment recommendation: PDIP menunggu saat yang tepat untuk menentukan Jokowi dalam pemilu 2014 karena PDIP harus mencermati dinamika politik yang ada.
Rakernas PDIP terakhir menjelang pemilu 2014 ini diwarnai dengan isu Jokowi yang akan diusung PDIP sebagai kandidat calon presiden 2014. Namun PDIP belum bisa memberi tanggapan mengenai isu tersebut karena banyak pertimbangan diantaranya karena PDIP tidak ingin kesalahan pada pemilu 2009 terulang, Maka PDIP menunggu moment yang tepat mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden atau tidak dan PDIP juga tidak menampik bahwa Jokowi merupakan kader potensial yang mereka miliki.

Berita 2: PDIP: Capres belum diumumkan saja, partai lain sudah main dikte
Define problem: adanya partai lain yang berusaha membaca keputusan yang akan diambil oleh PDIP.  Diagnosa causes: adanya wacana yang berkembang Jokowi akan diusung oleh partai PDIP pada pemilu 2014. Make moral judgment: hak politik dimiliki oleh setiap partai politik dan kadernya. Treatment recommendation: PDIP masih mencermati bursa kandidat calon presiden
Isu yang berkembang mengenai Jokowi pada pemilu 2014 mambuat partai Gerindra angkat bicara. Pihak Gerindra, Ahmad Muzani mengingatkan PDIP dan Jokowi akan janjinya untuk mendukung Prabowo pada pemilu 2014 dan Jokowi menuntaskan tugasnya sebagai gubernur Jakarta. Hal ini yang membuat pihak PDIP beranggapan bahwa pihaknya mempunyai hak untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Dan pada momentum yang tepat pihak PDIP akan menentukan keputusannya.

Berita 3: Jokowi Itu Sudah Terkenal Sampai Pelosok
Define Problem: Dalam rakernas, pengurus daerah PDIP akan memberikan pandangannya terkait pemilihan legislatif dan pemilu presiden 2014. Diagnose causes: Adanya sosok Jokowi yang sudah diketahui diwilayah jauh Sumsel. Make Moral Judgement: Para pengurus daerah PDIP berhak mengusulkan nama kandidat calon presiden. Treatment Recommendation: Apapun yang diusulkan para pengurus daerah, itu akan menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP.
Pengurus daerah PDIP akan memberikan pandangannya terkait pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014 dalam rakernas pada 6-8 September 2013. Sosok Jokowi yang memiliki daya tarik besar membuat Jokowi dikenal sampai pelosok Sumsel. Para rakernas PDIP, selain memberikan pandangan dan usulan terkait Pemilu 2014, mereka juga berhak mengajukan nama kandidat capres yang dinilai layak meski menganggap Jokowi salah satu kandidat yang dinilai pantas. Usulan yang disampaikan pengurus daerah nantinya akan menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP dalam memutuskan capres yang akan diusung.

Berita 4: Gerindra ingatkan Jokowi, Basuki angkat bicara
Define problem: partai Gerindra tidak setuju Joko Widodo menjadi calon presiden. Diagnosa causes: adanya perjanjian yang dibuat Joko Widodo dan PDIP mengenai dukungan terhadap gerindra pada pemilu 2014. Make moral judgment: secara prinsip, Gerindra menghormati siapa pun yang diusung partai politik lain pada pemilu 2014. Treatment recommendation: Gerindra terus mengingatkan Joko widodo dan PDIP mengenai janji tersebut.
Pada berita ini memperlihatkan fakta bahwa pihak Gerindra tidak setuju isu pencalonan Joko Widodo sebagai presiden. Diperlihatkan dari pendapat ahmad murzani dan basuki yang merupakan wakil gubernur DKI Jakarta sekaligus kader dari partai Gerindra. Walaupun ada kalimat berdalih bahwa Gerindra akan menghormati apapun keputusan PDIP namun tetap saja Gerindra menginginkan PDIP untuk tidak mengusung Jokowi pada pemilu 2014 ini.

Berita 5: Jokowi Jadi Presiden, Basuki Belum Siap Jadi Gubernur
Define Problem: Kekhawatiran Partai Gerindra dengan dukungan publik pada Joko Widodo. Diagnose causes: Kritik dilontarkan partai Gerindra agar Joko Widodo fokus dalam tugasnya menyelesaikan permasalahan Ibu Kota. Make moral judgement: namun secara prinsip, pihak Gerindra akan menghormati keputusan semua partai politik dalam mengusung calon presiden. Treatment Recommendation: Gerindra akan terus berupaya mengingatkan Joko Widodo dan PDIP.
Dalam berita ini mengungkapkan bahwa Gerindra mulai ketar-ketir dengan sokongan publik terhadap Jokowi dan secara terang-terangan Gerindra meminta PDIP dan Jokowi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. Diungkapkan pula oleh Ahmad Muzani bahwa pada prinsinya pihak Gerindra akan menghormati keputusan partai politik dalam menentukan calon presiden yang diusungkannya namun tetap saja apapun risikonya pihak Gerindra akan terus berupaya mengingatkan Jokowi dan PDIP mengenai hal tersebut.

Berita 6: Soal pencapresan Jokowi, PDIP tak bisa lawan kemauan rakyat
Define problem: PDIP sulit membendung pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014. Diagnosa causes: banyaknya dukungan dari masyarakat terhadap Joko Widodo. Make moral judgment : apapun keputusannya nanti, yang terpenting Joko Widodo dan PDIP mampu bertanggung jawab. Treatment recommendation: PDIP menghormati pandangan publik, semua partai punya caranya masing-masing dalam menentukan keputusan.
Sosok Jokowi yang terkenal membuat dukungan mengalir deras kepadanya. Ini membuat PDIP sulit membendung keinginan masyarakat. Ini juga merupakan balasan dari kritikan Gerindra terhadap Jokowi dan PDIP bahwasanya PDIP menghormati pandangan publik dan berusaha menentukan yang terbaik serta mampu bertanggung jawab pada keputusan tersebut.
Pembingkaian kompas terhadap sosok Joko Widodo terkait isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden
 Pada sejumlah pemberitaan, Kompas membingkai sosok Joko Widodo terkait isu pencalonan dirinya sebagai presiden oleh PDIP kedalam beberapa pernyataan, dapat dilihat dalam pemberitaan kompas online dengan judul “Jokowi Itu Terkenal sampai Pelosok”dan“Menjaga Jokowi dan Dilema Capres PDIP” menyatakan bahwa Jokowi memiliki daya tarik yang besar jika maju sebagai capres. Selain itu, diungkapkan pula bahwa sosok Jokowi ini layak jual, yang berarti bahwa masyarakat sudah mengenal Jokowi hingga sampai wilayah jauh. Dengan sosok Jokowi yang dikemukakan dalam judul berita tersebut  maka nama Jokowi pun berhasil menjadi  jawara dalam sejumlah survei karena jokowi memiliki elektabilitas tertinggi. Sosok Jokowi kembali diperbincangkan dalam pemberitaan kompas online dengan judul “Jokowi Jadi Presiden, Basuki Belum Siap Jadi Gubernur” Dapat dilihat dari ungkapan Basuki yang menilai Jokowi merupakan salah seorang contoh kader partai yang baik. Dari bukti penyataan diatas, Kompas online menggambarkan bagaimana adanya bahwa memang  sosok Jokowi dikenal masyarakat luas semenjak pencalonan beliau sebagai calon gubernur DKI Jakarta .

Pembingkaian Kompas terhadap Partai PDIP terkait isu pemberitaan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014
Dalam pemberitaan kompas online yang berjudul “Soal pencapresan Jokowi, PDIP tak bisa lawan kemauan rakyat”  terdapat pernyataan bahwa 2014 adalah waktu bagi PDI Perjuangan untuk berhenti sebagai oposisi dengan cara memenangkan Pemilu Presiden juga pernyataan semua partai memiliki ideologi, strategi, dan kebijakannya masing-masing. Lalu pada berita selanjutnya “PDIP: Capres belum diumumkan saja, partai lain sudah main dikte” ada pernyataan kami mau mandiri, tak mau bergantung partai lain makanya kami harus memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden. Dari pernyataan diatas memperlihatkan keinginan PDIP untuk menang dalam pemilu 2014 ini, seperti yang sudah di deskripsikan oleh kompas online mengenai sosok Jokowi yang mana Jokowi dengan keunggulan yang dimiliki seharusnya mampu mewujudkan keinginan partai PDIP untuk memenangkan pemilu 2014 ini tapi pada pemberitaan lain yaitu pada berita “Gerindra ingatkan Jokowi, Basuki angkat bicara” ada penyataan dari pihak Gerindra bahwa PDIP dan Jokowi  sempat berjanji akan mendukung Gerindra pada 2014 sebagai kompensasi dukungan Prabowo kepada Ketua Umum PDIP 2009 dan Jokowi fokus pada posisinya sebagai Gubernur DKI dan permasalahan kota Jakarta.  Kemudian pada berita yang berjudul “Menjaga Jokowi dan Dilema Capres PDIP” PDIP terkesan bimbang dan lebih berhati-hati dalam menentukan keputusan siapa yang akan dijadikan calon presiden 2014 dan berkaca pada pemilihan presiden 2009. Kompas online terlihat memposisikan PDIP sebagai pihak yang serba salah dalam menentukan maju atau tidaknya Jokowi sebagai calon presiden. Keinginan PDIP yang dipaparkan kompas online dan didukung dengan deskripsi kompas terhadap sosok Jokowi yang baik kemudian tidak sejalan dengan pernyataan dari Gerindra dan dilema PDIP sendiri, pada akhirnya kompas memposisikan PDIP sebagai pihak yang serba salah dan bimbang dalam menanggapi isu yang berkembang. Media bisa memperjelas sekaligus mempertajam konflik atau sebaliknya, mengaburkan dan mengelimirnya. Hal ini terjadi pada isu pemberitaan Jokowi ini, dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Jokowi sendiri terhadap isu tesebut padahal Jokowi menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini. Kompas memang sering memilih aman, namun inilah yang menjadi kekuatan dan menguntungkan bagi Kompas untuk meretas jalannya untuk mengaktualisasikan falsafah ataupun ideologi yang diembannya hingga dapat bertahan empat dasawarsa lebih.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas mengonstruksi pemberitaan yang menonjolkan dua sisi, yaitu sosok Joko Widodo terkait isu pencalonannya sebagai calon presiden yang membuat isu ini mencuri perhatian masyarakat menjelang rakernas, dan sikap PDIP sebagai partai yang menaungi Jokowi dalam menanggapi isu pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden baik keinginannya untuk mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden dan pertentangan yang dilakukan partai Gerindra. Dari analisis tersebut, kompas memilih cara aman dan berhati-hati dalam memberitakan isu ini yang pada akhirnya kompas online menghasilkan frame PDIP sebagai posisi yang serba salah dan bimbang. Dalam pemberitaannya kompas cenderung mengaburkan atau sama sekali tidak meminta pendapat dari Jokowi sendiri terhadap isu tersebut padahal Jokowi menjadi aktor utama dalam pemberitaan ini. Berita pada dasarnya dibentuk pada proses aktif pembuat berita. Maka khalayak diharapkan lebih kritis dalam melihat, memahami, dan menyikapi sebuah berita yang dihadirkan di media massa. Penelitian ini hanya terbatas pada analisis teks media saja, tanpa meneliti faktor lain yang terkait di dalam media yang mempengaruhi agenda pemberitan media.

VI. REFERENSI
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana  Prenada Media Group.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.
Narwoko J.Dwi dan Bagong Suyanto.2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan : Edisi Ketiga. Jakarta :  
               Kencana Prenada Media.
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar, Teori dan Praktik. Bogor : Ghalia Indonesia.
Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka cipta.
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/04/0934448/di akses tanggal 27 September 2013pukul 18:18 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/05/0632453/di akses tanggal 27 September 2013pukul 18:30 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/05/1425021/di akses tanggal 27 September 2013 pukul 18:45 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/05/1654369/di akses tanggal 27 September 2013 pukul 19:06 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/05/1858296/di akses tanggal 27 September 2013pukul 19:15 WIB