Sabtu, 22 Maret 2014

Fakta Pengemis

Pernah gak sih kalian tiap bepergian bertemu dengan pengemis dengan motif yang bermacam-macam rupanya?
Pastinya hal itu udah gak asing lagi ketika kita berjalan, gak cuma di Kota besar pastinya, di sudut jalan pasti menemui yang namanya pengemis. Tapi ternyata pengemis-pengemis ini mempunyai tingkah yang akan membuat kita mengelus dada karena miris melihatnya. Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan Berbekal muka memelas, pakaian compang-camping, membawa balita atau dengan cara lainya membuat masyarakat melihatnya iba. Mulai dari pengemis anak - anak, yang seharusnya seusia mereka mendapatkan bimbingan dan di asuh oleh orang tuanya sebaik mungkin, tapi karena tuntutan ekonomi, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup, orang tuanya membiarkan begitu saja anaknya berkeliaran di jalan - jalan besar bersaing dengan truk-truk maupun bus Kota. Atau mungkin mereka diajarkan untuk seperti itu. Miris tetapi ya begitulah kenyataannya. Nenek-nenek atau kakek-kakek, yang seharusnya mendapat perlindungan di hari tuanya, kini harus bertaruh nyawa dan hidup di Pinggir jalan. Para pengemis yang mempunyai keterbelakangan fisik maupun mental, mereka juga harus bertaruh nyawa untuk kelanjutan hidupnya dengan meminta - minta di setiap jalan yang mereka telusuri setiap hari. 
Gak kalah menarik nih, ada lagi yang menarik perhatian, pengemis anak muda dengan berbagai macam motif yang mereka lakukan, Ada yang bergaya 'katanya sih' anak Punk terkadang orang - orang yang melihat seringkali menimbulkan stereotipe terhadap mereka, karena penampilan mereka yang berlebihan sobek sana sini, membawa atribut ukulele yang seringkali kita temui di bus bus atau Jalan raya, mereka dengan keadaan yang masih kuat seharusnya bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Pernah bertemu dengan pengemis, tetapi mereka ini pengamen, menelusuri tiap tiap bus Kota hingga mobil angkot di tiap jurusan, mereka bernyanyi dengan beragam lagu yang dibawakan, mulai dari lagu dangdut, pop, hingga koplo. ramai sih terdengarnya, tetapi ujungnya-ujungnya mereka mengeluarkan kantong plastik bekas permen dari kantong celananya, lalu pengemis itu mengulurkan tangan di tiap penumpang berharap para penumpang memberi sejumlah uang seikhlasnya kepada pengemis, jika banyak yang mengasih, mereka terlihat senang, atau cuma beberapa yang mengasihi, mereka tak apa. Ada satu kisah, dimana mereka mengamen tetapi dengan mendoakan para penumpang,dengan memberikan mereka uang tidak membuat miskin, tetapi ada juga yang memaksa untuk diberi uang. Tampaknya masyarakat selektif dalam memberikan sejumlah uang kepada para pengemis itu. Karena masyarakat tahu bahwa mereka sebenarnya masih bisa berusaha mendapatkan uang dengan cara yang lebih baik. :)


Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf
Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf


Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fakta Pengemis

Pernah gak sih kalian tiap bepergian bertemu dengan pengemis dengan motif yang bermacam-macam rupanya?
Pastinya hal itu udah gak asing lagi ketika kita berjalan, gak cuma di Kota besar pastinya, di sudut jalan pasti menemui yang namanya pengemis. Tapi ternyata pengemis-pengemis ini mempunyai tingkah yang akan membuat kita mengelus dada karena miris melihatnya. Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan Berbekal muka memelas, pakaian compang-camping, membawa balita atau dengan cara lainya membuat masyarakat melihatnya iba. Mulai dari pengemis anak - anak, yang seharusnya seusia mereka mendapatkan bimbingan dan di asuh oleh orang tuanya sebaik mungkin, tapi karena tuntutan ekonomi, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup, orang tuanya membiarkan begitu saja anaknya berkeliaran di jalan - jalan besar bersaing dengan truk-truk maupun bus Kota. Atau mungkin mereka diajarkan untuk seperti itu. Miris tetapi ya begitulah kenyataannya. Nenek-nenek atau kakek-kakek, yang seharusnya mendapat perlindungan di hari tuanya, kini harus bertaruh nyawa dan hidup di Pinggir jalan. Para pengemis yang mempunyai keterbelakangan fisik maupun mental, mereka juga harus bertaruh nyawa untuk kelanjutan hidupnya dengan meminta - minta di setiap jalan yang mereka telusuri setiap hari. 
Gak kalah menarik nih, ada lagi yang menarik perhatian, pengemis anak muda dengan berbagai macam motif yang mereka lakukan, Ada yang bergaya 'katanya sih' anak Punk terkadang orang - orang yang melihat seringkali menimbulkan stereotipe terhadap mereka, karena penampilan mereka yang berlebihan sobek sana sini, membawa atribut ukulele yang seringkali kita temui di bus bus atau Jalan raya, mereka dengan keadaan yang masih kuat seharusnya bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Pernah bertemu dengan pengemis, tetapi mereka ini pengamen, menelusuri tiap tiap bus Kota hingga mobil angkot di tiap jurusan, mereka bernyanyi dengan beragam lagu yang dibawakan, mulai dari lagu dangdut, pop, hingga koplo. ramai sih terdengarnya, tetapi ujungnya-ujungnya mereka mengeluarkan kantong plastik bekas permen dari kantong celananya, lalu pengemis itu mengulurkan tangan di tiap penumpang berharap para penumpang memberi sejumlah uang seikhlasnya kepada pengemis, jika banyak yang mengasih, mereka terlihat senang, atau cuma beberapa yang mengasihi, mereka tak apa. Ada satu kisah, dimana mereka mengamen tetapi dengan mendoakan para penumpang,dengan memberikan mereka uang tidak membuat miskin, tetapi ada juga yang memaksa untuk diberi uang. Tampaknya masyarakat selektif dalam memberikan sejumlah uang kepada para pengemis itu. Karena masyarakat tahu bahwa mereka sebenarnya masih bisa berusaha mendapatkan uang dengan cara yang lebih baik. :)


Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf
Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf


Kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian orang memilih jalan pintas untuk menjalani kehidupan. Berbekal muka memelas, pakaian compang camping, membawa balita atau cara lainnya yang membuat orang yang melihatnya iba, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. - See more at: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1640-fenomena-maraknya-pengemis#sthash.yy7DwBDM.dpuf